MERAWAT INGATAN : LAMBANG GARUDA PANCASILA

A. PROLOG
Salah satu tujuan utas dalam tulisan ini untuk lebih memaknai logo atau lambang dalam sila sila Pancasila, mungkin ini dianggap remeh dan biasa saja, padahal banyak di antara kita kurang tahu dan paham.

Desainer atau karya dari tokoh bangsa kita memiliki nilai filosofis yang tinggi untuk sebuah Dasar bernegara.

Sejarah Lambang Garuda Pancasila pada awalnya sudah mengalami beberapa kali versi perubahan desain, setidaknya sudah 6 kali hingga menjadi Garuda Pancasila versi standar seperti yang kita kenal sekarang ini.

Bentuk Lambang Garuda Pancasila pada saat itu masih berupa gambar versi ke 4 dari rancangan awal Sultan Hamid II dengan Gambar Rajawali/ Garuda tanpa ‘jambul’ sehingga terkesan gundul mirip dengan Bald Eagel nya lambang negara Amerika Serikat.

B. SEKILAS TENTANG SULTAN HAMID II

Sultan Hamid II, lahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung Sultan Pontianak ke-6, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie adalah Perancang Lambang Negara Indonesia, Garuda Pancasila.

Dalam tubuhnya mengalir darah Arab-Indonesia. (Wikipedia) menjabat Menteri Negara Zonder Portofolio Republik Indonesia Serikat(RIS) pada 1949.

Setahun kemudian, dia ditugasi Presiden Sukarno untuk merencanakan, merancang, dan merumuskan lambang negara.

Pada 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara. Singkat cerita, terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Syarif Hamid dan karya M Yamin.

Karya Syarif Hamid dipilih dan diterima pemerintah dan DPR. Bentuknya terus disempurnakan hingga menjadi Garuda Pancasila yang publik kenal sekarang.

Pada 30 Maret 1978, Sultan Hamid II wafat di Jakarta, tepat pukul 18.15 ketika dirinya sedang melakukan Salat Maghrib.

C. FAKTA PROSES LAHIRNYA LAMBANG NEGARA BURUNG GARUDA PANCASILA

1). Pada Desember tahun 1949, Sultan Hamid II menjabat sebagai Menteri Negara Zonder Portofolio.

Selama jabatan menteri negara itu pula dia ditugaskan Presiden Soekarno untuk merencanakan, merancang, dan merumuskan lambang negara.

2). Sultan Hamid II membentuk panitia perancang lambang negara, dimana ia bertindak sebagai ketuanya.

Ide lambang dasar negara tidak semata-mata lahir dari Sultan Hamid II, tapi para anggota dalam kepanitiaan seperti Muhammad Yamin, Ki Hajar Dewantoro, M. A. Pellaupessy, Mohammad Natsis, dan R. M. Ngabehi Poerbatjaraka pun boleh mengajukan rancangan.

3). Sultan Hamid II mencari ide lambang negara dengan berkunjung ke Sintang dan Putus Sibau.

Di Sintang, ia tertarik dengan patung burung garuda yang menghiasi gantungang gong yang dibawa Patih Lohgender dari Majapahit.

Patung Garuda tersebut lantas dipinjam dan dibawa pulang dengan tempo peminjaman selama 1 bulan.

4). Burung Garuda adalah burung mistis yang berasal dari mitologi Hindu. Mitologi ini datang dari India dan berkembang di Indonesia sejak abad ke-6. 

Burung Garuda berarti kekuatan, dan warna emas pada burung tersebut berarti kemegahan dan kejayaan.

5). Terpilihlah dua rancangan lambang negara terbaik, yakni karya Muhammad Yamin dan Sultan Hamid II.

Namun, rancangan yang diterima oleh pemerintah dan DPR adalah karya Sultan Hamid II.

Saat itu juga dilakukan perbaikan rancangan, yakni dengan mengganti pita merah putih yang dicengkeram Garuda dengan pita putih berisi semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

6). Pada 15 Februari 1950, Presiden Soekarno memperkenalkan lambang negara untuk yang pertama kalinya kepada rakyat Indonesia di Hotel Des Indes, Jakarta.

7). Ketika itu Burung Garuda dalam lambang negara karya Sultan Hamid II kala itu memiliki kepala botak (belum berjambul seperti sekarang).

Atas masukan Presiden Soekarno kala itu, cengkraman burung terhadap pita yang semula menghadap ke belakang diganti menghadap ke depan.

8). Sultan Hamid II mendapat tuduhan terlibat dalam Kudeta Westerling pada tahun 1950 dan dihukum 10 tahun penjara. 

Akibatnya, sejarah resmi Indonesia melupakan sosoknya yang berjasa dalam rancangan lambang negara.

Selain itu, fakta mengenai perbaikan rancangan Sultan Hamid II ini dikatakan tidak banyak diungkap setelah tuduhan terhadapnya menjadi santer saat itu.

9). Pada tanggal 20 Maret 1950, bentuk akhir gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno. Ia kemudian memerintahkan pelukis istana bernama Dullah untuk melukis lambang negara sesuai bentuk rancangan akhir.

Rancangan inilah yang kemudian dipergunakan secara resmi sampai saat ini.

10). Di dalam UU Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, nama WR Supratman disebut dengan jelas, tetapi tidak ada nama Sultan Hamid II.dikutip dari www.bbc.com

11). Desain yang telah disahkan pada 1950 ini rupanya masih disempurnakan kembali oleh Sultan Hamid II, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara.

Hasil karya otentik tersebut diserahkan kepada H. Masagung pada 18 Juli 1974, sedangkan lambang negara yang mendapat disposisi Presiden Soekarno pada tahun 1950 lalu tetap tersimpan di Istana Kadriyah, Pontianak.

 D. MAKNA LOGO SILA PANCASILA

Dikutip dari Kompas.com tulisan Serafica Gischa (11 september 2020). Dalam buku PKN dan Pancasila (2020) karya Ni Putu Candra Prasetya, lambang negara Indonesia kemudian disebut sebagai Garuda Pancasila.

Dalam perisai tersebut terdapat simbol-simbol yang melambangkan sila-sila dalam Pancasila :
1).KETUHANAN YANG MAHA ESA,( Bintang Emas Tunggal)

Di tengah perisai dalam Garuda Pancasila terdapat simbol bintang yang memiliki lima sudut.

Di mana bintang tunggal tersebut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Maknanya; Bintang tunggal dianggap sebagai cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan Tuhan kepada setiap manusia.

Di bagian bintang terdapat latar berwarna hitam, melambangkan warna alam asli yang dimiliki Tuhan.

Bukanlah sekadar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.

2).KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB (Rantsi Emas)

Di bagian kanan bawah, tergambar simbol rantai emas yang melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Maknanya : Rantai tersebut memiliki mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkatan yang saling berkaitan.

Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan lingkaran melambangkan perempuan.

Mata rantai yang saling berkaitan tersebut bermakna setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan membutuhkan satu sama lain. Bersatu menjadi kuat seperti rantai.

Keterkaitan itu memiliki makna bahwa bangsa Indonesia saling terkait erat, saling bahu-membahu, dan saling membutuhkan.

3).PERSATUAN INDONESIA (Pohon Beringin)

Pada bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia.

Lambang pohon beringin digunakan karena pohon yang besar dan banyak digunakan orang sebagai tempat berteduh dibawahnya.

Sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia, semua rakyat Indonesia dapat “berteduh” di bawah naungan Negara Indonesia.

Maknanya : Pohon beringin yang memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah bermakna dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.dan rimbung daunnya untuk berteduh dan berlindung seluruh rakyat Indonesia, bersatu dalam kesatuan.

4) KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT  KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN (Kepala Banteng)

Di bagian kiri atas, simbol kepala banteng melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.

Maknanya : Kepala banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul. Banteng adalah hewan yang hidupnya senang berkelompok. Ini melambangkan masyarakat Indonesia yang gemar berkumpul dan bermusyawarah untuk mencapai mufakat.

Musyawarah dalam Pancasila adalah orang-orang yang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.Musyawarah dalam mufakat.

5). KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA (Padi dan Kapas)

Pada bagian kiri bawah terdapat lambang padi dan kapas yang melambangkan sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Maknanya ; Padi dan kapas mewakili sila kelima karena melambangkan kebutuhan dasar setiap manusia, yaitu pangan dan sandang .

Dengan tercukupinya kebutuhan-kebutuhan dasar ini, masyarakat Indonesia dapat hidup makmur dan sejahtera.

Semoga materi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengingat sejarah proses lahirnya lambang Garuda Pancasila, serta tokoh penciptanya dan makna simbol lambang sila sila Pancasila.

Sumber suntingan : dari berbagai referensi yang ada

Daftar pustaka

Kahin, George McTurnan (1952). Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca, N.Y.: Cornell University Press. ISBN 0-8014-9108-8. 

McDonald, Lachie (1998). Bylines: Memoirs of a War Correspondent. East Roseville, N.S.W: Kangaroo Press. ISBN 978-0-86417-955-5. 

Tulisan sebagai suplemen bahan kuliah untuk generasi muda khususnya Mahasiswa dalam pembelajaran daring (zoom, google meet, dll) .

Makassar Awal September 2021
Diberdayakan :

Dr. Sudirman, S. Pd., M. Si.

1).Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewargaan negara.
2). Pemateri  4 Pilar Kebangsaan  MPR RI.
3). Pengurus Ikatan Dosen PPKn Indonesia.
4). Kepala Lab. Study Pengkajian  Pendidikan Pancasila FKIP UPRI Makassar




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *